Kamu Adalah Muslim Berkualitas

Nabi Muhammad Saw pernah berkata bahwa seseorang itu sangat terbawa oleh lingkungannya. Barangsiapa bergaul dengan pandai besi, dia akan bau bakaran atau bahkan akan pernah merasakan salah satu anggota tubuhnya terbakar.

Akan tetapi, barangsiapa bergaul dengan penjual minyak wangi, maka tidak bisa tidak tubuh atau bajunya akan ikut menjadi wangi. Ini menunjukkan betapa lingkungan atau sistem itu akan sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk menjadi berkualitas atau sebaliknya.

Pendeknya, apabila sistem dan lingkungan di sekitar kita telah dibuat unggul, maka setiap individu yang berada di dalamnya memiliki potensi yang sama untuk terpacu percepatan kualitas dirinya.

  1. Mengembangkan silaturahmi.

Aktivitas silaturahmi ini memiliki daya ungkit dan pengaruh positif yang luar biasa. Ajaran Islam mengajarkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur dan memperbanyak rizki.

Pengertian rizki di sini sangat luas, diantaranya adalah diperolehnya ilmu. Berkait dengan ilmu, Nabi Muhammad Saw ketika ditanya, apakah ia akan memilih harta atau ilmu, ternyata ia memilih ilmu. Akibatnya, hartapun didapatkannya.

Untuk itu, manusia berkualitas, hendaknya mempunyai program setiap hari harus melakukan silaturahmi dengan berbagai orang, kelompok, dan kalangan. Bisa dengan kaum terpelajar, pengusaha, bahkan tukang becak sekalipun.

Mengapa hal itu perlu dilakukan? Karena, dari kegiatan silaturahmi seperti itulah, kita memperoleh hikmah dari setiap pertemuan yang dapat membangkitkan inspirasi atau menangkap sisi lain dari suatu kehidupan. Hal ini, tentu diperlukan untuk melejitkan potensi kualitas diri kita.

  1. Memiliki kejernihan berpikir.

Berbicara masalah manusia berkualitas, ternyata harus kita sadari adalah tidaklah cukup bila hanya unggul di dunia saja, tetapi juga harus di dunia dan akherat. Inilah formula yang perlu diagendakan untuk membangunnya oleh setiap Muslim melalui potensi akal dan pikirnya.

Di sinilah, kelihatannya untuk menjadi seorang manusia unggul, yang terpenting adalah harus mempunyai kejernihan berpikir. Orang seperti ini, diawali dari ketentraman hatinya.

Allah SWT dalam QS. Ar Ra’dan: 28, menyebutkan, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”

Dengan kata lain, siapapun yang ingin mendapatkan kemampuan menggali potensi dirinya, sehingga ia harus sanggup menguasai diri dan sanggup berpikir serta bertindak jernih. Kunci utamanya adalah memiliki keahlian berdzikir kepada Allah.

admin

www.MiqraIndonesia.com adalah situs nasional menggali sisi lain informasi kehidupan manusia yang memberi inspirasi, ilmu, motivasi dan amal ibroh bagi pembacanya yang dikemas secara sederhana dan menarik.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!