Indramayu Catatan Selayang Pandang
Dalam hal ini, walaupun Indramayu berada di Jawa Barat yang notabene adalah tanah Pasundan yang berbudaya dan berbahasa Sunda. Namun, sebagian besar penduduk Indramayu berbahasa Jawa khas Indramayu. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Dermayon, yakni dialek Bahasa Jawa yang hampir serupa dengan dialek Cirebon.
Tepatnya, pada bagian selatan dan barat daya kabupaten ini menggunakan bahasa Sunda, mengingat kabupaten Indramayu itu sendiri berada di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan budaya Sunda. Sementara itu, Kabupaten Indramayu dilalui jalur utama pantura, yakni jalur nomor satu sebagai urat nadi perekonomian pulau Jawa, jalur pantura Indramayu mulai dari ruas Partol-Lohbener-Jatibarang-Sukagumiwang.
Ada juga jalur pantura Jatibarang-Karangampel-Krangkeng yang menuju ke arah Cirebon. Jalur ini, sebagai jalur alternatif bisa melalui jalur Lohbener lalu ke kota Indramayu kemudian ke Karangampel diteruskan ke arah Cirebon.
Oleh karena Indramayu dilalui jalur utama pantura, maka wilayah Indramayu menjadi tempat persinggahan dan perantauan dari daerah di timur Pulau Jawa. Dampaknya, Indramayu menjadi salah satu wilayah Jawa Barat yang berbahasa Jawa.
Pada sisi lain, Kabupaten Indramayu juga dilalui oleh jalur kereta api. Stasiun kereta api terbesar berada di Jatibarang dan merupakan salah satu stasiun besar yang ada di daerah operasi 3 Cirebon.
Indramayu Selayang Pandang
Inilah Indramayu catatan selayang pandang. Secara geografis, Kabupaten Indramayu terletak pada 1070 52’ – 1080 36’ Bujur Timur dan 60 15’ – 60 40’ Lintang Selatan. Secara topografis, sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0-2%.
Keadaan tersebut, tentu berpengaruh terhadap drainase. Artinya, bila curah hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air.
Kabupaten Indramayu ini terletak di pesisir utara Pulau Jawa, yang melalui 11 desa langsung berbatasan dengan laut. Adapun panjang garis pantainya adalah 147 Km.