Belajar Pada Sebuah Batu

Kalau seseorang sudah beriman dan beramal saleh, Ibnul Qoyyim berkata telah sempurna (saleh) orang itu secara pribadi. Tapi, Islam tidak menginginkan kesalehan seseorang itu hanya disimpan untuk diri pribadi. Tapi, sebaiknya didristribusikannya kepada orang lain dan lingkungan.

Artinya, berlakulah kita laksana lemparan sebuah batu di air yang menghasilkan lingkaran-lingkaran, dari yang kecil sampai lingkaran tak terhingga. Proses mendistribusikan kesalehan kita kepada orang lain agar menjadi saleh, itulah yang disebut dengan saling berwasiat dalam kebenaran.

Saling berwasiat dalam kebenaran ini merupakan syarat ketiga yang dapat membebaskan manusia dalam kerugian. Pendeknya, kebenaran yang telah kita yakini dan diamalkan, lalu kita pancarkan pada yang lain.

Di sini, kebenaran telah melalui tiga tahap, yaitu teori, emosional, dan aplikasi. Dan kita tahu, bahwa tingkatan tertinggi dari suatu pengetahuan adalah pengalaman.

Imam Gozali mengatakan ada tiga tingkatan pengetahuan itu, yaitu pemahaman (teoritis), aplikasi, dan sesuatu yang timbul dari aplikasi dan pemahaman. Itulah yang dinamakan pengalaman.

Untuk itu, siapa pun yang berbicara, mendengarkan dan melihat tingkah laku kita, maka hendaknya ia mendapatkan pancaran kebenaran dari kita. Artinya, pribadi seorang Muslim itu, beberapa diameter dalam jaraknya adalah lingkaran kebenaran.

Keempat, saling berwasiat dalam kesabaran. Pernyataan ini sangat berkait dengan kata sebelumnya. Yakni, orang yang beriman. Langkah selanjutnya adalah beramal saleh. Lalu, berwasiat dalam kebenaran dan dialah yang membutuhkan kondisi saling berwasiat dalam kesabaran dibandingkan dengan orang yang hanya beriman (saleh) secara pribadi.

Akhirnya, semoga informasi belajar dari sebuah batu ini bermanfaat dan kita dapat mengambil ibroh-nya dari orang-orang pendahulu kita serta setiap fenomena yang terjadi di alam semesta. Wallahu’alam***

Arda Dinata, adalah Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!